Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.

Yoga manusia paling sial

bismawisuda

Suka Semprot
Daftar
8 Sep 2025
Post
1
Like diterima
0
Bab 1: Lelaki Sial Bernama Yoga

Di sebuah kota kecil yang dipenuhi suara mesin dan bau besi terbakar, hiduplah seorang lelaki bernama Yoga. Usianya 27 tahun, wajahnya biasa saja, tubuhnya kurus, dan nasibnya... ah, kalau orang bilang, "sial itu pilihan," mungkin Yoga adalah pengecualian. Ia tidak memilihnya, tapi kesialan selalu datang seperti sahabat karib yang tak pernah jenuh menemaninya.

Yoga bekerja di sebuah pabrik garmen di pinggir kota. Gajinya pas-pasan, bahkan sering kurang, karena potongan ini itu. Ia bekerja di bagian angkut-angkut kain, pekerjaan yang kasar dan melelahkan. Padahal, dalam hatinya Yoga sering berkhayal jadi orang sukses—punya usaha, naik motor besar, dikejar banyak wanita. Sayang, kenyataannya berbeda jauh.

Hari itu, matahari sudah naik tinggi. Suara mesin jahit dan kipas angin tua di pabrik bercampur menjadi simfoni bising. Yoga baru saja selesai mengangkat gulungan kain besar. Keringatnya menetes deras, bajunya basah kuyup, seperti habis disiram air.

“Yoga! Cepat, bawa gulungan itu ke bagian pemotongan! Jangan bengong!” teriak mandor pabrik, Pak Sarman, yang terkenal galak.

Yoga buru-buru mengangguk. Ia angkat gulungan lain dengan tubuh kurusnya yang nyaris tidak sebanding dengan beban kain. Baru beberapa langkah, kakinya tersandung kabel listrik yang melintang di lantai.

“Brakkkk!”

Yoga jatuh terjerembab, gulungan kain menggelinding, menimpa meja kerja yang penuh gunting dan jarum. Seisi pabrik menoleh serentak. Beberapa pekerja menahan tawa, ada juga yang geleng-geleng kepala.

“Yoga!!!” suara Pak Sarman meledak lagi. “Kamu itu kerja atau bikin onar?!”

Yoga menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya merah, bukan karena marah, tapi malu.

“Maaf, Pak… tadi… kabelnya—”
“Alasan terus! Dasar sialan!” potong Pak Sarman.

Yoga hanya bisa menunduk. Dalam hati ia mendesah: Kenapa sih, kalau ada yang salah, selalu aku yang kena?

Seolah belum cukup, saat ia membungkuk untuk mengangkat gulungan kain yang jatuh, celananya malah robek di bagian belakang. Suara “kreeekk” terdengar jelas, membuat pekerja lain tertawa terbahak-bahak.

Yoga hanya bisa berdiri kaku dengan wajah muram. Sehari di pabrik baru saja dimulai, tapi kesialannya sudah bertubi-tubi.

Ia menarik napas panjang.
Mungkin… inilah takdirku. Yoga si lelaki sial.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd