Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.

LOUNGE UNDER THE ICEBERG [Freud as an anchor]

first of all, merci beaucoup... ,; (ง 🔥🔥)ง ;,
excelente, sis.

Chapter 6
TOXIC






Ketika orang Toxic tidak bisa mengontrol kamu, mereka akan mencoba mengontrol orang-orang di sekeliling kamu. Menciptakan drama, kebohongan-kebohongan dan memanipulasi orang-orang untuk mengisolasi atau mengucilkan kamu karena mereka takut akan kehilangan kekuatan untuk mengontrol mu, tapi kenyataannya kamu tidak berhutang apapun ke orang ini termasuk energi yang ada di diri kamu, Cut them off of your life, focus on yourself dan tumbuh lebih baik setiap hari. Orang-orang Toxic mendapatkan kekuatan dari kelemahan kalian, tapi ketika kalian fokus untuk menjadi lebih baik dari versi kalian, akal licik mereka tidak lagi berfungsi.

Memutuskan hubungan atau kontak dengan orang-orang Toxic bukanlah dendam tapi tentang mendapatkan kedamaianmu dengan cara menempatkan dirimu di dalam lingkungan yang penuh dengan positif vibes dan kendali orang-orang Toxic secara perlahan akan menghilang.




• ❤ •

"Toxic people will blame you for your reaction but never for the way they act"

• ❤ •​

just wondering, kenapa orang toxic bisa sekejam itu ya?
kadang di posisi kayak gitu, kayak ngerasa give it chance lah, someday pasti berubah kok.
ternyata enggak tuh, repeated itself, ampe di titik nrimo ing pandum. :cry
kesadar tuh pas buka pinterest, nemu quotes" bagus, salah satunya :
"Orang yang tulus tidak membanting pintu ketika dia pergi, dia menutupnya dengan pelan, tapi selamanya"

you're gonna have to do what's best for you even when it feels like sh*t.

can't agree more... love it.




Get Well Soon, Miss
 
Komprehensif sekali sis Dee bahasannya 😍 Thanks for the effort you put in this chapter.
U are very welcome 🥰

Okee, based on this

Pernah bertemu dgn yg sperti ini di lingkungan kerja yg dulu

*disclaimer : ini bukan jadi ajang untuk umbar aib seseorang ya. Tapi aku share biar kita sama2 belajar dan mengenali org2 toxic yg ada di sekitar dan belajar utk berdaya terhadap diri sendiri.

Jadi love hate relationship sama orang ini.

Hari ini dia jelekin aku di belakang, besoknya curhat nangis2 ke aku. Hari lain dia adu domba aku dgn yg lain, besoknya dia ajak ngobrol akrab kita yg diadu domba.

Lain hari, dia marah2 sampai lempar barang ke aku krna aku akrab sama temen deketnya. Besoknya dia manja bgt ke aku, kaya adik ke kakaknya.
Menguras emosi banget 😅

Tapi dengan perilakunya yg hot and cold itu, aku jadi tertarik untuk gali lebih dalam, kenapa sih nih bocah (yess, dia jauh lebih muda dari aku) bisa ajib begini

Ternyata dia gak bahagia di rumah, punya problematika keluarga yg segudang. Aku bersimpati atas segala yg dia alami di rumah. Kehidupan keluarga yg toxic ternyata bisa melahirkan pribadi yg toxic di lingkungan lain.

Kadang gemes bgt liat kelakuannya. Tapi ketika dipikir lagi, kalau aku ada di posisi dia dengan segala keruwetan di kepala, apakah aku masih bisa berjalan tegap ke kantor untuk bekerja?
Metode ini juga aku terappin ketika seseorang tantrum atau marah2ke aku..
Agak ngambil sisi religi dikit, semua orang memiliki masalah sesuai takarannya, dan menurut Tuhan kita gk akan dibebankan sesuai di luar kemampuan kita, belum tentu jika kita mengalami masalah orang lain, kita akan sanggup bertahan spt mereka, everyone we meet is fighting their own battle we don't know.. That's why we need more kind and nice people.. Ngerti, paham kl kita juga punya masalah, bukan berarti kita harus nanggung masalah mereka juga toh..

Dari situ, tiap kali dia berulah, aku belajar untuk mengabaikan kalo gak penting2 amat.
Tapi kalau dirasa pengaruh ke performa kerjaku, ya aku tunjukkan sikap gak suka. Gak bisa kita diem juga.

Set and showing our boundaries are important to us, and so are other people.
While other people were showing some respects, it could bring inner peace to us.
Thank u so much neng udah mau berbagi pengalamannya ❤❤❤
Boundaries adalah hal yang sangat sulit diterapkan di seseorang yang serba gak enakan, aku sendiri belajar membuat boundaries saat usia 40, yesss forty, dan aku belajar itu dari mahasiswa ku ketika jd counselor di salah satu kampus, ashamed? Of course not, gk ada kata terlambat utk belajar hal2baru yang positif.

Di Indonesia dengan didikan baby boomer, gen x-y sepertinya hampir tidak mengenal arti boundaries itu sendiri, mungkin jika kita menerapkan boundaries, akan dianggap kurang ajar, atau tidak sopan, padahal trnyata itu sgt penting utk menjaga kestabilan emosi kita karena kita punya space sendiri. Seperti kata Annette, it brings inner peace.. It's so true ❤
And glad to hear knowing how u are strong enough to deal with hate love relationship with coworker, brarti metode grey rock gk selalu harus digunakan ya..emang harus di lawan rasa gak enakan itu.. Even it feels like shit inside 😅😅

first of all, merci beaucoup... ,; (ง 🔥🔥)ง ;,
excelente, sis.
Thank you so much for the appreciation bang ❤

just wondering, kenapa orang toxic bisa sekejam itu ya?
Kadang org toxic mengalami kejahatan itu, jd mereka berpikir kl it's okay utk bertindak seperti itu karena dirinya sendiri juga menerima perlakuan itu, sort of like bullying..
Tapi tetap aja, disakiti bukan menjadi pembenaran kalau menyakiti itu acceptable..

kadang di posisi kayak gitu, kayak ngerasa give it chance lah, someday pasti berubah kok.
ternyata enggak tuh, repeated itself, ampe di titik nrimo ing pandum. :cry
One thing that I know for my whole life is.., seseorang gak akan pernah bisa berubah kecuali dirinya sendiri yang menginginkan perubahan tsb.

kesadar tuh pas buka pinterest, nemu quotes" bagus, salah satunya :
"Orang yang tulus tidak membanting pintu ketika dia pergi, dia menutupnya dengan pelan, tapi selamanya"
Aku ada versi Englishnya, my philosophy hahhaa..
"You turned the page, I burned the book"

Sebenernya org yg "had enough" with things that bothering him/her out justru lebih berbahaya, dia gk marah, dia gak dendam, tapi udah cukup aja dealing with the drama..

Get Well Soon, Miss
Thank u bang.. Alerginya lagi kumat parah sampe sakitnya lanjut..Stay healthy semuanya ❤
 
Terakhir diubah:
Set and showing our boundaries are important to us, and so are other people.
While other people were showing some respects, it could bring inner peace to us.

is there any kind of suggestion to set or showing the boundaries, sis?



Boundaries adalah hal yang sangat sulit diterapkan di seseorang yang serba gak enakan, aku sendiri belajar membuat boundaries saat usia 40, yesss forty, dan aku belajar itu dari mahasiswa ku ketika jd counselor di salah satu kampus, ashamed? Of course not, gk ada kata terlambat utk belajar hal2baru yang positif.

Di Indonesia dengan didikan baby boomer, gen x-y-z sepertinya hampir tidak mengenal arti boundaries itu sendiri, mungkin jika kita menerapkan boundaries, akan dianggap kurang ajar, atau tidak sopan, padahal trnyata itu sgt penting utk menjaga kestabilan emosi kita karena kita punya space sendiri. Seperti kata Annette, it brings inner peace.. It's so true ❤
And glad to hear knowing how u are strong enough to deal with hate love relationship with coworker, brarti metode grey rock gk selalu harus digunakan ya..emang harus di lawan rasa gak enakan itu.. Even it feels like shit inside https://cdn.jsdelivr.net/gh/twit**ter/[email protected]/assets/72x72/1f605.pnghttps://cdn.jsdelivr.net/gh/twit**ter/[email protected]/assets/72x72/1f605.png

for this, aku jadi inget pedagogi.
idealnya kan pedagogi itu enggak cuma guru / pengajar di sekolah tapi as a parents juga.
mungkin 1/4 waktunya ada di sekolah. mostly mereka menghabiskan waktunya di rumah.
tapi karena dunia dinamis dan "reality show" for our life, ketidak-idealan jadi bumbunya.

Kadang org toxic mengalami kejahatan itu, jd mereka berpikir kl it's okay utk bertindak seperti itu karena dirinya sendiri juga menerima perlakuan itu, sort of like bullying..
Tapi tetap aja, disakiti bukan menjadi pembenaran kalau menyakiti itu acceptable..

i see, jadi lingkarang setan dong ya.


Aku ada versi Englishnya, my philosophy hahhaa..
"You turned the page, I burned the book"

whooow, ekstreeeem dan firm sekali ya, sis.
butuh kekuatan besar ya untuk "burned that book"




have a great day to you both and all. 😎👌🔥
 
For this, aku jadi inget pedagogi.
idealnya kan pedagogi itu enggak cuma guru / pengajar di sekolah tapi as a parents juga.
mungkin 1/4 waktunya ada di sekolah. mostly mereka menghabiskan waktunya di rumah.
tapi karena dunia dinamis dan "reality show" for our life, ketidak-idealan jadi bumbunya.
Sepahaman aku ya bang, memang seharusnya student centric, bukannya "yang penting ngajar", tp "Yg penting murid paham", objeknya bukan guru tp murid, tp kebanyakan guru berpikiran (mostly the one that I've met yaaa, tp gk menyamaratakan semua guru) mereka masuk kelas utk menyelesaikan tugas mengajar mereka, terlepas dari para anak murid paham atau tidak dan itu sgt disayangkan..

i see, jadi lingkarang setan dong ya.
Seperti yg bang Sam pernah bilang, kita org Indonesia jarang di validasi perasaan/emosinya, dan ketika mereka di beri perlakuan yg menyimpang sedari dini, yang mereka miliki pengetahuan ttg validasi emosi dan perilaku ya yg di contohkan ke mereka.. That's why ada golden Age dan alasan ada kutipan, anak itu kertas putih kosong, tergantung orgtua/org dewasa yg ada di sekitar mereka ingin menuliskan apa di kertas itu, lalu si anak akan menggunakan kertas itu sebagai guidance of life nya, walau sepanjang perjalanan ke dewasa juga pasti banyak faktor yg mempengaruhi..

whooow, ekstreeeem dan firm sekali ya, sis.
butuh kekuatan besar ya untuk "burned that book"
Sederhana bang, gak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan kita, tapi menuju teori sederhana itu emang bloody excruciating siy 😂

Satu hal penting yang aku pelajari dr perceraian aku, manusia punya alam bawah sadar yg kadang gk mau di denger sama diri sendiri, kayak dlu aku dihadapkan dengan pasangan toxic, aku malah jd kayak kecanduan disakitin, fisik dan psikis, pikiran kita adalah sesuatu yg paling jago memanipulasi diri sendiri, tp setelah aku dipaksa berada di titik paling rendah selama hidup aku.. Jd ketampar dengan pemahaman, gk ada hal yg worthy enough kalo harus mengorbankan kedamaian diri, when it's done, it's done, walau aku juga tetap mengalami grieving.. Pasti ada emosi yg di rasa lah kl ada perubahan di hidup, because people tend to hate the change in our life.. Itu yg sulit, menerima perubahan..

have a great day to you both and all. 😎👌🔥
Happy weekend all 🥰🥰
 
Sepahaman aku ya bang, memang seharusnya student centric, bukannya "yang penting ngajar", tp "Yg penting murid paham", objeknya bukan guru tp murid, tp kebanyakan guru berpikiran (mostly the one that I've met yaaa, tp gk menyamaratakan semua guru) mereka masuk kelas utk menyelesaikan tugas mengajar mereka, terlepas dari para anak murid paham atau tidak dan itu sgt disayangkan..

yup. ini salah satu alasan buat enggak masukin anak ke sekolah yang gak bisa kerjasama ama orang tua.
dengan kompleksnya perkembangan anak sekarang, they can criticize their parents / teachers / olders easily and without hesitation.
para pedagog pasti bakalan lelah sangat kl enggak bisa imbangin, akhirnya denial kayak sekarang banyak viral di medsos karena pola pikir kritisnya.

Seperti yg bang Sam pernah bilang, kita org Indonesia jarang di validasi perasaan/emosinya, dan ketika mereka di beri perlakuan yg menyimpang sedari dini, yang mereka miliki pengetahuan ttg validasi emosi dan perilaku ya yg di contohkan ke mereka.. That's why ada golden Age dan alasan ada kutipan, anak itu kertas putih kosong, tergantung orgtua/org dewasa yg ada di sekitar mereka ingin menuliskan apa di kertas itu, lalu si anak akan menggunakan kertas itu sebagai guidance of life nya, walau sepanjang perjalanan ke dewasa juga pasti banyak faktor yg mempengaruhi..

agree, sis.
mungkin akhirnya jadi fenomena aja ya, kl ada anak yang bisa oke, meskipun parents dan lingkungannya toxic.
lucky for them.



Sederhana bang, gak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan kita, tapi menuju teori sederhana itu emang bloody excruciating siy 😂

Satu hal penting yang aku pelajari dr perceraian aku, manusia punya alam bawah sadar yg kadang gk mau di denger sama diri sendiri, kayak dlu aku dihadapkan dengan pasangan toxic, aku malah jd kayak kecanduan disakitin, fisik dan psikis, pikiran kita adalah sesuatu yg paling jago memanipulasi diri sendiri, tp setelah aku dipaksa berada di titik paling rendah selama hidup aku.. Jd ketampar dengan pemahaman, gk ada hal yg worthy enough kalo harus mengorbankan kedamaian diri, when it's done, it's done, walau aku juga tetap mengalami grieving.. Pasti ada emosi yg di rasa lah kl ada perubahan di hidup, because people tend to hate the change in our life.. Itu yg sulit, menerima perubahan..

ooo.. lebih kayak stockholm syndrom dong ya.
and yup, not easy to handle grieve, it's takes big heart to accept the changes.

cerita dikit ya.
at first thing i've got grief.
a few told me, "semuanya akan hilang kok di telan waktu" "just relax, time will heal"
at that moment, mengiyakan apa yang orang bilang. tapi sampe sekarang kagak ilang tuh. (bangke emang nih grief... 😭)
once, aku dapet analogi dari salah satu psikologku, grief itu kayak bola di dalam kotak yang memantul,
waktu masih awal bolanya besar dan pantulan yang kena sisi kotaknya bakalan kerasa sakit, dan akan sering karena dimensi bolanya besar.
gitu aja terus sampe bolanya akan mengecil dan pantulan bolanya akan jarang kena sisi kotaknya.
ternyata enggak tuh, buat aku malah kebalikannya bolanya enggak mengecil, pantulannya makin lama makin sering.
longstory short ganti psikolog, aku ceritain analogi tadi.
she said "please, never wish that ball gonna be shrinking again. trust me, it wont, that ball someday gonna be bigger and the pain will be longer than usual"
the best that you can do is, make that box bigger everyday, not the ball"
😭😭😭
 
yup. ini salah satu alasan buat enggak masukin anak ke sekolah yang gak bisa kerjasama ama orang tua.
dengan kompleksnya perkembangan anak sekarang, they can criticize their parents / teachers / olders easily and without hesitation.
para pedagog pasti bakalan lelah sangat kl enggak bisa imbangin, akhirnya denial kayak sekarang banyak viral di medsos karena pola pikir kritisnya.
Sekolah pertama itu dr rumah, gk sedikit juga orgtua yg berharap anaknya masuk sekolah lalu harus bisa segalanya 😅 teachers are not miracle workers.. Aku belum pernah ngerasain punya anak.. Jd mgkin pendapat ku masih objektif ya..Mgkin kl jd emak emak beda lagi pemikiran nya 😅😅

ooo.. lebih kayak stockholm syndrom dong ya.
and yup, not easy to handle grieve, it's takes big heart to accept the changes.
Gk paham termasuk Stockholm atau bukan.. Aku ngerasa aku skrg kayak gini karena jalan yg harus aku laluin ya kayak gini.. Bingung juga ngungkappinnya 😅

cerita dikit ya.
at first thing i've got grief.
a few told me, "semuanya akan hilang kok di telan waktu" "just relax, time will heal"
at that moment, mengiyakan apa yang orang bilang. tapi sampe sekarang kagak ilang tuh. (bangke emang nih grief... 😭)
once, aku dapet analogi dari salah satu psikologku, grief itu kayak bola di dalam kotak yang memantul,
waktu masih awal bolanya besar dan pantulan yang kena sisi kotaknya bakalan kerasa sakit, dan akan sering karena dimensi bolanya besar.
gitu aja terus sampe bolanya akan mengecil dan pantulan bolanya akan jarang kena sisi kotaknya.
ternyata enggak tuh, buat aku malah kebalikannya bolanya enggak mengecil, pantulannya makin lama makin sering.
longstory short ganti psikolog, aku ceritain analogi tadi.
she said "please, never wish that ball gonna be shrinking again. trust me, it wont, that ball someday gonna be bigger and the pain will be longer than usual"
the best that you can do is, make that box bigger everyday, not the ball"
😭😭😭
Sorry to hear what you've been thru with the first psychologist, aku juga dulu berpikiran time will heal the pain, tapi lama kelamaan makin sadar, kita gak bisa "sembuh" sepenuhnya dengan luka batin, tapi kita belajar hidup dengan luka itu.. It isn't about healing anymore.. It's more about dealing..
The thing that i still doesn't get it is these days people go on vacation or having a trip somewhere always consider as "healing" Hehehe i don't know, maybe it's just my random thoughts 😅
Hope your box now as big as the world ya bang 😇😇 so when u look at the ball thru ur eyes it's just like a tiny merely a dot 😊
 
Sekolah pertama itu dr rumah, gk sedikit juga orgtua yg berharap anaknya masuk sekolah lalu harus bisa segalanya 😅 teachers are not miracle workers..

yup, true. sis

Gk paham termasuk Stockholm atau bukan.. Aku ngerasa aku skrg kayak gini karena jalan yg harus aku laluin ya kayak gini.. Bingung juga ngungkappinnya 😅

tepat atau enggaknya sih, praktisi kayaknya yang bisa kasih validasinya.
AFAIK, stockholm lebih kayak gak bisa get rid of it / apa yg di lakuin ama orang itu bener aja gitu padahal dalam hati (mungkin) tau kalo orang itu gak baik.

Sorry to hear what you've been thru with the first psychologist, aku juga dulu berpikiran time will heal the pain, tapi lama kelamaan makin sadar, kita gak bisa "sembuh" sepenuhnya dengan luka batin, tapi kita belajar hidup dengan luka itu.. It isn't about healing anymore.. It's more about dealing..
The thing that i still doesn't get it is these days people go on vacation or having a trip somewhere always consider as "healing" Hehehe i don't know, maybe it's just my random thoughts 😅
Hope your box now as big as the world ya bang 😇😇 so when u look at the ball thru ur eyes it's just like a tiny merely a dot 😊

thank you, sis.
always trying to make this heart bigger and bigger. 🫶🏻🥹

in my pov, once i still could feel enjoyed the road trip / vacation, it's bout recharge the energy yang berkurang karena banyak hal.
mungkin healing yg mereka maksud, "sakit" karena rutinitas, sembuhnya ama get away. mungkin loh ya. sotoy mode:on 😊😅
 
Chapter 7
Manipulation




Maju mundur mikir untuk ngebahas racun ini.. Serius, khawatir kebawa emosional dengan pengalaman pribadi, tapi dari kemarin yang ada dipikiran mau ngebahas ini (salah satu contoh isi pikiran OVT 😅 berantem sendiri di otak 😅). Semoga aman ya.. 😇
Sebelum kita membahas atau berdiskusi tentang manipulasi/manipulatif (pelaku manipulasi disebut manipulator), ada baiknya kita menyamakan persepsi tentang pengertian dari manipulasi itu sendiri.

Menurut google, MANIPULASI adalah tindakan seseorang untuk memengaruhi, mengendalikan, atau memanfaatkan orang lain secara terampil dan seringkali tidak jujur, demi mendapatkan keuntungan pribadi, seringkali dengan cara memanipulasi emosi atau mental, seperti berbohong, menyalahkan, atau mengintimidasi.

Dan MANIPULATOR adalah orang yang menggunakan taktik licik dan tidak jujur, seperti kebohongan, pemerasan emosional, atau memutarbalikkan fakta, untuk memengaruhi, mengendalikan, dan memanfaatkan orang lain demi keuntungan diri sendiri.

Singkatnya, manipulasi adalah ketika seseorang menyalahkan kamu atas reaksi kamu terhadap perbuatan buruk mereka, alih-alih mendiskusikan perbuatan buruk mereka sebagai sumber dari penyebab reaksi kamu, justru mencari validasi kesana-sini untuk mencari pembenaran.

Setali tiga uang dengan toxic ya, agar kita berhati-hati dengan orang yang manipulatif, kita bisa ngenalin dari ciri-cirinya, kalau sangat sering didapati di diri seseorang, we need to be alert..

Di bawah ini adalah ciri-ciri umum yang sering ditemukan pada orang yang manipulatif:
1. Pandai memutar balikan fakta.
2. Suka memainkan perasaan atau emosional manipulasi.
3. Berpura-pura Lemah atau tidak berdaya.
4. Sering merendahkan orang secara halus.
5. Bersikap manis saat ada maunya.
6. Menyalahkan orang lain atas masalahnya sendiri, jarang bertanggung jawab dan selalu cari kambing hitam.
7. Menggunakan Informasi pribadi untuk menekan orang lain.
8. Sulit menghargai batasan.
9. Suka menebar drama atau konflik.
10. Sulit diatur tapi ingin mengatur orang lain.

Sifat manipulatif tidak terbatas pada gender, laki-laki maupun perempuan bisa memiliki kecenderungan manipulatif. Kita coba lihat, apa ada perbedaan antara pria manipulatif dan wanita manipulatif (setelah membaca chapter ini, semoga enggak pada skeptis langsung ya, kita sama2belajar memahami sifat orang tanpa menghakimi individu orang tsb).

•-♂️-•
Laki-laki manipulatif, tidak semua kata manis adalah kejujuran, ada sebagian lelaki yang pandai memainkan kata, sikap, bahkan perasaan demi kepentingan dirinya sendiri. Mereka tampak penuh percaya diri kadang terlihat karismatik, bahkan bisa membuat orang lain merasa istimewa. Namun dibalik itu semua tersembunyi agenda dan niat yang tidak selalu baik. Manipulasi menjadi senjata utama untuk mengendalikan menguasai atau mengambil keuntungan dari orang lain.

Ciri-ciri lelaki manipulatif:
• Pandai membalikkan fakta.
• Bermain dengan perasaan; ia tahu kapan harus bersikap manis, kapan harus marah, semua demi menekan emosional lawannya.
• Selalu punya alasan; apapun yang dilakukan selalu ada pembenaran bahkan kesalahan fatal pun bisa ia bungkus dengan kata-kata manis.
• Tampak karismatik, tapi mengintimidasi; dari luar terlihat percaya diri tapi sering membuat orang lain merasa rendah atau bersalah.
• Menggunakan orang lain untuk kepentingannya; hubungan pertemanan, persahabatan bahkan cinta bisa dijadikan alat untuk mencapai tujuannya.
•-♂️-•



𖹭♀️𖹭
Wanita manipulatif adalah wanita yang menggunakan kecerdikan emosi atau situasi tertentu yang mengendalikan orang lain demi kepentingan pribadinya, seringkali tanpa disadari oleh orang yang dimanipulasi.

Ciri-ciri wanita manipulatif:
• Pintar memainkan kata-kata, dan memutarbalikkan fakta agar dirinya terlihat benar.
• Memanfaatkan emosi atau cenderung membuat orang merasa bersalah.
• Drama berlebihan; masalah kecil dibuat besar agar mendapat perhatian.
Seringkali membagi peran antara baik dan buruk; kadang bisa manis sekali, kadang bisa sangat dingin atau kasar, tergantung situasi.
• Membuat ketergantungan; sehingga orang lain merasa tidak bisa hidup tanpanya, padahal itu trik.
• Senang menyalahkan orang lain; membuat seolah-olah korban-lah yang salah atau terlalu sensitif.
• Mengukur loyalitas atau cinta dengan pengorbanan.
𖹭♀️𖹭

Ada atau tidak adanya perbedaan antara pria dan wanita manipulatif, I'll let you all readers decided :)

-•-
Tidak semua orang lahir dengan sifat manipulatif, biasanya itu terbentuk karena beberapa hal di bawah ini:

1. Pengalaman masa lalu, misalnya pernah hidup dalam keluarga yang penuh konflik sehingga belajar mengendalikan situasi dengan cara licik agar aman.

2. Dalam lingkungan sosial, seringkali tumbuh di lingkungan di mana trik, drama, atau kepintaran memainkan perasaan orang dipandang efektif untuk bertahan.

3. Adanya rasa tidak aman (insecurity), takut ditolak, ditinggalkan, atau merasa kurang, sehingga menggunakan manipulasi untuk mendapatkan kontrol.

4. Keinginan kuasa atau mengendalikan, beberapa orang merasa dengan mengendalikan orang lain mereka lebih dihargai dan kebutuhan mereka selalu terpenuhi.

-•-​

Dalam perilaku sehari-hari, dapat kita jumpai dengan pola-pola yang sering digunakan...
• Dalam hubungan Asmara, biasanya orang ini akan menuntut pasangannya menuruti semua keinginannya dengan alasan cinta. Lalu jika tidak dituruti, akan marah atau menangis yang berlebihan, bisa juga memberikan silent treatment atau diam berhari-hari untuk menghukum pasangannya dan mengungkit-ngungkit kebaikan yang pernah diberikan untuk menekan pasangannya.
• Dalam pertemanan, dia hanya mendekat saat butuh bantuan. Membanding-bandingkan teman agar merasa bersaing demi kepuasan dirinya dan kerap menyebar cerita dramatis agar mendapat simpati.
• Di lingkungan kerja, menyalahkan rekan kerja ketika ada masalah. Mengambil keuntungan atas kerja keras orang lain dan seringkali menunjukkan sisi lemah agar atasan kasihan, lalu memberi kelonggaran.

Kenapa orang manipulatif sulit untuk dikenali? Biasanya mereka tidak tampil jahat terang-terangan. Justru mereka bisa terlihat baik, perhatian, atau lembut di luar.

Sharing experience from a friend of mine, sebutlah Tia, salah satu dosen di kampus swasta yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa utama, Tia seorang wanita yang cantik, bisa dipastikan pintar dan baik, nearly perfect, menikah dengan Jaka, her monkey lover since high school. Karena sudah terlalu lama berhubungan dengan Jaka, Tia percaya kalau Jaka gk akan nyakitin dia, sampai akhirnya mereka menikah.
Jaka yang tau istrinya cantik, dan gk sedikit cowo yang bersedia menggantikan tempatnya, mulai menunjukkan perilaku dan sifat manipulasinya, dimulai dengan membuat Tia ketergantungan terhadap dirinya, keluar rumah harus dengan Jaka, kemanapun harus diantar Jaka, walau ke rumah orang tuanya sendiri, dengan alasan, Jaka khawatir Tia kenapa2di jalan dan Jaka mau melindunginya sampai Tia makin lama makin gak bisa kemana-mana kalau gk sama suaminya (first sign of manipulation).
Lalu Jaka melarang Tia berkumpul dengan teman2nya, bahkan telponan/komunikasi sama keluarganya dibatasi, alasannya Jaka gk mau Tia jadi perempuan yang sering bergosip nantinya kalau nongkrong kebanyakan (second sign), alhasil, dunia Tia makin lama makin kecil, mental-nya kena, Tia pun lama-lama menjadi mempertanyakan keputusan dirinya sendiri, percaya dirinya semakin berkurang, kadang mengeluarkan pendapatpun enggan karena merasa gk pantas untuk bersuara, bingung mau cerita ke siapa karena Tia kayak dipenjara di rumah, mau protes tapi otak Tia mengatakan semua yang Jaka lakukan kepada dia itu untuk kebaikannya sendiri, Tia tetap beranggapan kalau Jaka adalah orang yang paling memahaminya, paling sayang diantara seluruh orang-orang yang ada disekelilingnya dan percaya semua keputusan Jaka adalah yang terbaik untuk dia, tanpa disadari, se-rusak itu Jaka sudah memanipulasi dirinya.
Sampai akhirnya, kakak kandung Tia gk tahan dengan perlakuan Jaka dan memutuskan untuk ambil Tia pulang ke rumah orangtuanya, jauh dari jangkauan Jaka, Tia dibawa ke psikiater dan psikolog, karena sudah cukup parah kondisinya, lambat laun Tia sadar, selama ini Jaka membuat Tia merasakan gak punya siapa-siapa, merasa gk ada siapapun yang sayang sama dirinya kecuali Jaka, padahal itu adalah perilaku manipulatif yang paling jahat dari Jaka.
Setelah sadar, Tia minta cerai dari Jaka, and thank God, sekarang Tia udah punya suami baru yang menghargai eksistensi dia sebagai manusia.
Salut sama Tia, memiliki keberanian untuk bisa menceritakan kisahnya sama gw, karena menceritakan trauma diri sendiri itu sangat sulit, kebanyakan orang diposisi denial, tidak mau orang lain tau ketika mereka di titik lemah atau tidak berdaya, padahal justru ketika kita menyadari kita butuh bantuan dan kita mencari bantuan itu adalah saat terkuat kita.. Hope one day i can be that strong.. : )

Next chapter gw mau bahas tentang beberapa toxic manipulation,
Small recap..
Playing victim, shaming and humiliation, isolation, guilt tripping, avoidance and silent treatment, gaslighting, love bombing, triangulation.


•ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ•
"No one plays the victim better than the one who caused the damaged"
•ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ•​


[Social Experiment]
Ujilah orang manipulatif dengan memberinya hati dan ketulusanmu, maka dia akan merasa besar kepala dan menyepelekanmu. Lalu berilah orang manipulatif, otak dan logikamu, maka dia akan langsung merasa paling tersakiti dan bertingkah seolah menjadi korban tanpa berkaca dengan apa yang telah dilakukan terhadapmu.
Try it if you dare.. 😈


Stay sane ❤!
 
Chapter 7
Manipulation

thank you for the effort and the insight, sis. 🤘

damagenya emang gak maen" ya. mereka bisa mainin kelemahan yang ada di kita.
mereka bisa bikin kita selalu feeling guilty, hipokrit level dewa, etc.

mungkin agak out of topic tapi masih nyambung.
karena aku suka nontonin dokumenter / drama tentang serial killer.
manipulatif tuh deket banget ama serial killer.
they can drag you into their hole, without hesitate and pressure.


GWS ya sis.
 
thank you for the effort and the insight, sis. 🤘

damagenya emang gak maen" ya. mereka bisa mainin kelemahan yang ada di kita.
mereka bisa bikin kita selalu feeling guilty, hipokrit level dewa, etc.

mungkin agak out of topic tapi masih nyambung.
karena aku suka nontonin dokumenter / drama tentang serial killer.
manipulatif tuh deket banget ama serial killer.
they can drag you into their hole, without hesitate and pressure.


GWS ya sis.
Thank you apresiasinya bang 🙏😊, emang magis kekuatan org yg manipulatif tu...
Lagi nnton serial killer siapa bang??
Dahmer? Gacy? Ted Bundy?
Aku baru nnton woman of the hour based on true story, itu lumayan bagus,
Kebanyakan serial killer jaman dlu saat dunia gak se"melek" skrg ya, dan org2yg kena korban adalah org2yg haus hiburan atau penyendiri.. Cara mereka masuk ke ruang nyaman para korban, karena keseringan mereka memiliki kemampuan utk menempatkan diri mereka di si korban, jd tau mau diperlakukan kayak gmn.. Cmiiw.. Walau gk semua mgkin ya...
 
Orang yang mampu ngendalin sifat manipulatif digabungin sama sifat psikopat dan Narsistik, akan jadi orang yang sangat berbahaya.
Orang yang punya 3 sifat itu biasanya banyak bergelut di dunia politik😁.
 
Thank you apresiasinya bang 🙏😊, emang magis kekuatan org yg manipulatif tu...
Lagi nnton serial killer siapa bang??
Dahmer? Gacy? Ted Bundy?
Aku baru nnton woman of the hour based on true story, itu lumayan bagus,
Kebanyakan serial killer jaman dlu saat dunia gak se"melek" skrg ya, dan org2yg kena korban adalah org2yg haus hiburan atau penyendiri.. Cara mereka masuk ke ruang nyaman para korban, karena keseringan mereka memiliki kemampuan utk menempatkan diri mereka di si korban, jd tau mau diperlakukan kayak gmn.. Cmiiw.. Walau gk semua mgkin ya...

udah ditonton semua, 😊
lagi mau ngikutin ini "Gone Girls: The Long Island Serial Killer"
kejadian di gilgo beach. mudah"an bagus dan faktual, soalnya baru di angkat lagi kasusnya kan.

yess. woman of the hour, lumayan bagus buat first timer director.

sejauh ini kayaknya charles manson the master of manipulation ya. gak kaleng"
 
Orang yang mampu ngendalin sifat manipulatif digabungin sama sifat psikopat dan Narsistik, akan jadi orang yang sangat berbahaya.
Orang yang punya 3 sifat itu biasanya banyak bergelut di dunia politik😁.
Itu triple killer ya.. Pernah ada interaksi dengan org2yg memiliki salah satu dr itu Hu?
 
Orang yang mampu ngendalin sifat manipulatif digabungin sama sifat psikopat dan Narsistik, akan jadi orang yang sangat berbahaya.
Orang yang punya 3 sifat itu biasanya banyak bergelut di dunia politik😁.

salah satu syarat jadi politshit, wajib harus bisa manipulatif.
sisanya bisa ditambahin sesuai kebutuhan. 😂
 
udah ditonton semua, 😊
lagi mau ngikutin ini "Gone Girls: The Long Island Serial Killer"
kejadian di gilgo beach. mudah"an bagus dan faktual, soalnya baru di angkat lagi kasusnya kan.

yess. woman of the hour, lumayan bagus buat first timer director.

sejauh ini kayaknya charles manson the master of manipulation ya. gak kaleng"
Kl gone girl yg fiksi udah ditonton pasti ya.. Itu destructive bgt manipulasi si istrinya.
Tp menurut aku yg paling berbahaya itu ketika org yg gk tau apa apa, gk mau cari tau, ketemu dengan org yg manipulatif.. They will follow the manipulator like they're worshipped them..
 
Kl gone girl yg fiksi udah ditonton pasti ya.. Itu destructive bgt manipulasi si istrinya.
Tp menurut aku yg paling berbahaya itu ketika org yg gk tau apa apa, gk mau cari tau, ketemu dengan org yg manipulatif.. They will follow the manipulator like they're worshipped them..

yup, plot twist yang membagongkan.

both are danger sih menurutku, knowing or not. orang yang manipulatif bisa doin it well without mercy.

solusi buat keluar, cuma just giving a 2nd chance.
tapi 2nd chance buat diri sendiri, not for her/him. enough is enough.
gak akan pernah gampang sih di posisi kek gini, tapi worth to try.
 
Can u explained it to me further more bang, tentang give a 2nd chance for ourself, when enough is enough then it all stop right? No more chance..
solusi buat keluar, cuma just giving a 2nd chance.
tapi 2nd chance buat diri sendiri, not for her/him. enough is enough.
gak akan pernah gampang sih di posisi kek gini, tapi worth to try.
 
Itu triple killer ya.. Pernah ada interaksi dengan org2yg memiliki salah satu dr itu Hu?

Hmmmm pernah gak yaaa hahahaha👹

Contoh Orang yang punya 3 sifat tu di dunia fiksi tu kayak karakter Joker di film batman karya Cristopher Nolan, lebih kurang seperti itu.

Ketiga sifat itu sebenarnya saling melengkapi, sifat psikopatik dan Narsistik akan digunakan sebagai pondasi untuk mewujudkan sifat manipulatif.

Seperti Sifat Narsistik yang selalu menganggap dirinya itu harus benar dan memaksa orang lain untuk menganggap dirinya benar dan sebagai pusat kebenaran dan Sifat psikopatik yang tidak memiliki empati dan simpati terhadap orang lain, akan digunakan oleh orang yang mempunyai sifat manipulatif untuk mewujudkan tujuan yang ingin dia capai dengan berbagai cara tanpa mempedulikan perasaan dan keadaan orang lain, dan orang lain tersebut harus menganggap manipulator itu benar.
 
Can u explained it to me further more bang, tentang give a 2nd chance for ourself, when enough is enough then it all stop right? No more chance..

AFAIK

first thing to do is identified. manipulatif kan bikin kita jadi punya trauma bonding.
pola yg terus berulang ini yang bikin kita jadi trauma bonding (shit happens => say sorry=>dimaafin=>ngelakuin shit happens lagi, gitu terus sampe firaun bangkit dari kubur)
itu yang sebenernya bikin kita kayak gak bisa lepas, manut aja kayak sapi yang di cocok idungnya.
kalo udah bisa identifikasi polanya. cut that shit tapi please jangan konfrontasi, pasti bakalan gak ada ujungnya.
step back aja atau lakuin "grey rock method" kayaknya sis pernah mention ini.
mereka cuma punya 2 rules kan.
rules 1. gak mau salah.
rules 2. kalo salah inget rules 1.

then build your confidence and resilience.
manipulatif tuh bikin kita runtuh seruntuh"nya, scattered di semua tempat.
diri sendiri aja bisa gak kita percaya/dengerin saking damagenya tuh gede.
alarm bawah sadar udah kasih tau redflag, tapi bisa jadi greenflag dan permisif.
self esteem kita di cincang sampe gak ada sisa.
banyak cara buat build confidence and resilience, kalo di aku ikut support group, mereka gak judgey no matter what the story is. what happens in the group, stays in the group.
you can do what you wanna do yang selama ini dilarang misalnya, set the boundaries and run for your healty life.
a lot of ways how to achieved it. and yesss, it takes a lot of guts and pain.

so give it a 2nd chance to yourselves, not him/her.
yourselves deserved better.
 
Hmmmm pernah gak yaaa hahahaha👹

Contoh Orang yang punya 3 sifat tu di dunia fiksi tu kayak karakter Joker di film batman karya Cristopher Nolan, lebih kurang seperti itu.

Ketiga sifat itu sebenarnya saling melengkapi, sifat psikopatik dan Narsistik akan digunakan sebagai pondasi untuk mewujudkan sifat manipulatif.

Seperti Sifat Narsistik yang selalu menganggap dirinya itu harus benar dan memaksa orang lain untuk menganggap dirinya benar dan sebagai pusat kebenaran dan Sifat psikopatik yang tidak memiliki empati dan simpati terhadap orang lain, akan digunakan oleh orang yang mempunyai sifat manipulatif untuk mewujudkan tujuan yang ingin dia capai dengan berbagai cara tanpa mempedulikan perasaan dan keadaan orang lain, dan orang lain tersebut harus menganggap manipulator itu benar.
Teorinya menarik utk dibahas, terlebih narsisme ada beberapa jenisnya, semoga next bisa aku bahas mendetail, thank u informasinya yaa Hu 😊🙏


first thing to do is identified. manipulatif kan bikin kita jadi punya trauma bonding.
pola yg terus berulang ini yang bikin kita jadi trauma bonding (shit happens => say sorry=>dimaafin=>ngelakuin shit happens lagi, gitu terus sampe firaun bangkit dari kubur)
itu yang sebenernya bikin kita kayak gak bisa lepas, manut aja kayak sapi yang di cocok idungnya.
kalo udah bisa identifikasi polanya. cut that shit tapi please jangan konfrontasi, pasti bakalan gak ada ujungnya.
step back aja atau lakuin "grey rock method" kayaknya sis pernah mention ini.
mereka cuma punya 2 rules kan.
rules 1. gak mau salah.
rules 2. kalo salah inget rules 1.

then build your confidence and resilience.
manipulatif tuh bikin kita runtuh seruntuh"nya, scattered di semua tempat.
diri sendiri aja bisa gak kita percaya/dengerin saking damagenya tuh gede.
alarm bawah sadar udah kasih tau redflag, tapi bisa jadi greenflag dan permisif.
self esteem kita di cincang sampe gak ada sisa.
banyak cara buat build confidence and resilience, kalo di aku ikut support group, mereka gak judgey no matter what the story is. what happens in the group, stays in the group.
you can do what you wanna do yang selama ini dilarang misalnya, set the boundaries and run for your healty life.
a lot of ways how to achieved it. and yesss, it takes a lot of guts and pain.

so give it a 2nd chance to yourselves, not him/her.
yourselves deserved better.

So for the recap,
Kenali polanya -> step back / grey rock method -> resilience

Bang, menurut abang, misalnya ni, di hubungan suami istri yang toxic, what are the odds for using this formula, a family with children,
So for the result is can we cut that pattern, burn bridges or we can stay in that circle?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd